Efa Musyarrafah

Bukan Sekadar Biru: Ketika Jurnal Menjadi Pernyataan Identitas

Kadang, sebuah gambar tidak butuh caption. Gambar itu sendiri adalah pesannya. Testimoni dari Efa Musyarrafah (@efamusyarrafah) ini adalah contoh sempurna. Tidak ada kata-kata, hanya sebuah benda yang dipegang dengan mantap, membiarkan detailnya berbicara.

Ini bukan sekadar jurnal. Ini adalah sebuah pernyataan. Sebuah deklarasi hening tentang kepemilikan dan identitas, terbungkus dalam kulit berwarna biru tua yang dalam dan penuh percaya diri.

Detail yang Bercerita

Mari kita bedah apa yang membuat karya ini begitu kuat. Ada tiga elemen yang langsung menarik perhatian, tiga keputusan desain yang mengubah buku catatan menjadi sebuah artefak personal.

Pertama, warnanya. Biru navy. Bukan cokelat yang aman atau hitam yang klasik. Biru adalah pilihan yang disengaja. Ia menuntut perhatian tanpa harus berteriak. Ia memiliki kedalaman, seperti samudra atau langit malam. Ini adalah warna untuk seseorang yang tahu apa yang mereka inginkan.

Kedua, jahitan di tulang buku. Jahitan silang yang kontras itu tidak disembunyikan. Justru sengaja dipamerkan. Ini adalah tanda tangan pengrajin, sebuah bukti nyata bahwa benda ini dirangkai oleh tangan manusia, bukan mesin. Setiap tarikan benang adalah janji kekuatan dan durabilitas. Ini adalah keindahan dalam fungsi.

Puncak Personalisasi: Nameplate “Musyarrafah”

Dan yang paling penting, lihatlah nameplate itu. Ini bukan sekadar nama yang dicap langsung ke sampul. Ini adalah sebuah lempengan kulit terpisah yang dipaku dengan dua buah rivet. Kokoh. Permanen. Seolah mengatakan, “Ini adalah milikku.”

Nama “Musyarrafah” di sana bukan lagi sekadar label, ia telah menjadi bagian integral dari struktur jurnal itu sendiri. Ia menjadi pondasi desain. Aneh ya, bagaimana sepotong kulit dan dua paku keling bisa membawa bobot emosional yang begitu berat? Itu bukan hiasan; itu adalah penegasan.

Ini adalah inti dari apa yang kami coba lakukan di Hibrkraft: menerjemahkan identitas seseorang—nama mereka, brand mereka, visi mereka—ke dalam bentuk fisik yang bisa mereka sentuh, pegang, dan bawa ke mana pun.

Jurnal ini tidak berbisik. Ia berbicara dengan jelas, bahkan dalam keheningan total.

Ini adalah bukti bahwa kamu tidak perlu banyak kata untuk membuat sebuah pernyataan yang kuat. Terkadang, yang kamu butuhkan hanyalah benda yang tepat di tanganmu.

Identitasmu layak mendapatkan rumah yang sepadan. Jika kamu siap mengubah namamu atau visimu menjadi sebuah artefak yang kokoh dan personal, kami siap mendengarkan ceritamu.

Next Post

Welcome Back!

Login to your account below

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?