Pelajaran Paling Penting: ‘Bodo Amat Jelek Juga’
Biasanya, kami memamerkan karya-karya indah dari para pelanggan. Gambar-gambar yang detail, tulisan yang rapi, kreasi yang membuat kami bangga. Hari ini, kami menunjukkan sesuatu yang berbeda. Sesuatu dari pendiri kami sendiri, Ibrahim Anwar (@hibranwar).
Ini adalah sebuah pengakuan dosa. Sebuah eksperimen. Sebuah kegagalan yang indah.
“Biar Ga Kalah Sama Customer”
Ceritanya sederhana. Sebagai pembuat jurnal, kadang aku merasa ada jarak. Aku membuat wadahnya, tapi para pelangganlah yang mengisi jiwanya. Jadi, aku mencoba. Aku ingin merasakan apa yang mereka rasakan. Aku beli cat air paling murah yang bisa kutemukan—12 ribuan—dan aku mencoba melukis di salah satu produk kami sendiri.
Hasilnya? Kamu bisa lihat sendiri. Sebuah pohon yang kesepian. Warna yang sedikit kacau. Seperti yang kutulis di caption-nya: “Apa daya. Emang ga bakat lukis.”
Lalu aku menuliskan sesuatu yang lain di sampulnya, sesuatu yang jauh lebih penting dari lukisan itu sendiri: “BODO AMAT JELEK JUGA.”

Esensi dari Sebuah Buku Kosong
Dan di situlah, di dalam ‘kegagalan’ itu, aku ngerasa kami menemukan esensi Hibrkraft yang paling murni. Kami tidak membuat buku ini untuk diisi dengan mahakarya saja. Kami membuatnya untuk menjadi ruang yang aman. Ruang untuk mencoba. Ruang untuk gagal.
Karena proses kreatif itu tidak selalu indah. Seringkali ia canggung, jelek, dan penuh keraguan. Dan kamu butuh sebuah tempat yang tidak akan menghakimimu. Tempat di mana kamu bebas menulis “Bodo Amat Jelek Juga” di sampulnya.
Mungkin tujuan sebuah sketchbook bukanlah untuk diisi dengan karya-karya sempurna. Mungkin tujuannya adalah untuk menjadi tempat yang aman untuk menjadi jelek. Tempat untuk bereksperimen tanpa tekanan.
Kami adalah pengrajin kulit. Kami ahli dalam menjahit, memotong, dan membentuk. Kami bukan pelukis. Tapi kami mengerti kebutuhan seorang pelukis, seorang penulis, seorang pemikir. Kebutuhan akan sebuah kanvas yang sunyi, yang bisa menerima apa saja, bahkan karya yang paling jelek sekalipun.
Kami hanya membangun rumahnya. Kamu bebas untuk berantakan di dalamnya.
Kamu butuh tempat yang aman untuk menjadi tidak sempurna? Kami siapkan kanvasnya.