[vc_row][vc_column][vc_column_text]Meski kembali digandrungi di era yang serba digital ini, ternyata buku catatan bercover kulit sudah ada sejak ribuan tahun lalu loh! Malah banyak dokumen penting di sejarah manusia yang sudah berusia ribuan tahun direkam dalam media kulit yang disamak. Bahkan catatan pertama yang dibuat dari kulit ditengarai berumur 2700 tahun sebelum masehi, dan yang bisa ditemui hingga saat ini adalah Perkamen Mesir Dinasti ke-12 di Museum Berlin yang berusia 4000 tahun!
Buku catatan bercover kulit merupakan salah satu karya terpenting manusia. Karena dengan media menulis ini, informasi yang direkam lebih mudah dan lebih ringan untuk dibawa dan didistribusikan ke berbagai penjuru bumi jika dibandingkan dengan metode menulis lainnya seperti menulis diatas batu, tablet tanah liat, dan kayu.[/vc_column_text][vc_single_image image=”1758″ img_size=”full” add_caption=”yes” alignment=”center”][vc_column_text]
Sekilas Tentang Buku Catatan Bercover Kulit
Meski bukan merupakan salah satu yang pertama, tapi dengan menggunakan bahan kulit, berbagai tulisan yang dituangkan di atasnya menjadi lebih awet dan tidak mudah rusak, bahkan hingga ribuan tahun! Sepanjang sejarahnya, pembuatan buku bercover kulit berawal dari penggunaan samakan kulit anak sapi (calves) yang ditipiskan dan diproses khusus sehingga menyerap tinta, yang sering kita sebut sebagai perkamen, dan pada akhirnya disatukan bersama lembaran lain menjadi sebuah buku.
Proses pembuatan buku dengan perkamen ini adalah proses yang sangat panjang dan melelahkan. Untuk pembuatan satu buah buku saja bisa memakan waktu yang cukup lama dan melibatkan banyak orang. Tidak heran buku saat itu adalah barang yang sangat mahal.
Ada beberapa jenis buku bercover kulit yang bisa kita temui berdasarkan definisinya:
- Codex
- Manuscript
- Jurnal
[/vc_column_text][vc_column_text]
Codex
Codex pada awalnya adalah satu istilah untuk mendefinisikan sebuah buku yang terdiri dari banyak buku. Secara harfiah, codex berarti “batang pohon”, dimana batang pohon memiliki banyak cabang dan ranting.
Banyak sekali codex yang populer di dunia, mungkin akan kita bahas satu-satu nanti ya. Lumayan kan buat konten :p[/vc_column_text][vc_single_image image=”1755″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]Gambar diatas adalah salah satu gambaran yang paling sesuai mengenai codex. Dimana buku diatas terdiri dari banyak bagian yang membahas hal-hal yang berbeda. Buku diatas juga dibuat dari sebatang bambu yang dipotong menjadi beberapa segmen, dan tiap potongan segmen dibelah menjadi bilah-bilah yang ditulisi.
Bikin codex seru kali ya :)[/vc_column_text][vc_column_text]
Manuscript
Kalau codex relatif membahas banyak topik, manuscript cenderung membahas satu topik besar. Selain itu, pembuatan manuscript juga relatif sangat panjang, karena manuscript dibuat dan dikreasikan seindah mungkin. Tidak jarang ditulisi dengan tinta dari emas atau perak.
Beberapa profesi yang terlibat dalam pembuatan manuscript jaman dahulu antara lain:
- Penyamak kulit
Yang mengolah kulit dari penjagalan menjadi perkamen dan cover perkamen. - Pembuat tinta
Membuat tinta dari bahan yang telah diuji sebelumnya. Kalau di Indonesia, tinta zaman dahulu dibuat dari biji kemiri yang digosongkan. - Calligrapher
Yang terlibat di proses penulisan buku manuskrip. Hampir semua manuskrip jaman dulu ditulisi dengan tangan. Kebayang kan pegelnya kaya apa… - Corrector
Yang mengoreksi, mengumpulkan, dan menyatukan perkamen yang telah ditulisi oleh Calligrapher - Illuminator
Yang menghias pinggiran halaman (memberi frame) dan menggambar ilustrasi pada manuskrip. - Rubricator
Yang melakukan finishing dan menghias beberapa kata atau huruf dengan tinta merah.
[/vc_column_text][vc_single_image image=”1757″ img_size=”full” alignment=”center” onclick=”custom_link” link=”https://www.bpl.org/blogs/post/medieval-books-hours-bpl/”][vc_column_text]Biasanya, manuscript yang dijual sudah merupakan hasil karya yang sudah final. Tidak jarang manuscript berisi juga keluh kesah para profesi yang terlibat dan dilukiskan di pinggir halaman manuscript tersebut.[/vc_column_text][vc_column_text]
Jurnal
Sebagai salah satu produsen jurnal kulit yang telah berkecimpung sejak 2011, kurang lengkap rasanya kalau website Hibrkraft ini tidak membahas tentang jurnal bercover kulit.
Kehadiran jurnal bercover kulit relatif baru, seiring dengan lahirnya kertas. Jurnal ini banyak digunakan oleh penulis dan para pencipta pada masanya untuk merekam aktivitas, ide, dan gagasan.
Kamu tertarik memiliki jurnal bercover kulitmu sendiri? Cek di laman Toko kami ya ;)[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Kulit Sebagai Cover Buku.
Disini maksudnya adalah, sekelompok grup kertas atau perkamen yang dijahit langsung ke cover buku. Metode binding yang digunakan biasanya adalah single thread longstitch binding, yaitu metode yang juga digunakan Hibrkraft dalam pembuatan setiap produknya.
Salah satu dokumen tertua yang berbentuk buku bercover kulit seperti yang dipaparkan di bagian ini adalah Qur’an milik Utsman bin Affan.[/vc_column_text][vc_single_image image=”1756″ img_size=”full” alignment=”center” onclick=”custom_link” link=”https://www.bpl.org/blogs/post/medieval-books-hours-bpl/”][vc_column_text]Hampir semua produk Hibrkraft menggunakan metode binding seperti ini, dan metode ini merupakan salah satu ciri khas kebanggan Hibrkraft.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Kulit Sebagai Pelapis Cover Buku.
Yang dimaksud kulit sebagai pelapis cover buku, bagi Hibrkraft, berbeda dengan kulit sebagai sampul buku. Kulit sebagai pelapis cover buku menyatu dengan buku sebagai satu kesatuan. Hal ini umum ditemui di manuscript kuno, dimana cover dibuat dari bahan kayu atau papan yang dilapisi dengan kulit agar lebih awet.[/vc_column_text][vc_single_image image=”1758″ img_size=”full” alignment=”center” onclick=”custom_link” link=”https://www.bpl.org/blogs/post/medieval-books-hours-bpl/”][vc_column_text]Tidak banyak manuscript yang masih bertahan dan dipelihara hingga saat ini. Untungnya manuscript tersebut relatif awet jika dibandingkan dengan buku lain yang hanya bercover kertas. Banyak perpustakaan ternama di dunia menyimpan manuscript sebagai koleksi kebanggaan mereka.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Kulit Sebagai Sampul Buku.
Nah ini yang seru nih. Banyak penjual dan pembuat jurnal sulit membedakan antara “buku bercover kulit”, “buku dengan pelapis cover kulit”, dan “buku dengan sampul kulit”. Malah seringkali disamakan dan dibuat seolah buku dengan kulit sintetis disebut sebagai buku dengan kulit asli. Agak misleading sih sebenarnya. Dan menyebalkan.
Kalau buku bercover kulit adalah buku yang memiliki cover dari kulit, buku dengan pelapis cover kulit adalah buku yang memiliki cover yang dilapisi dengan lapisan kulit, sedangkan buku dengan kulit sebagai sampul hanya buku biasa yang memiliki cover apapun, tetapi diberi sampul kulit.
Ya secara harfiah sih sama, cover adalah penutup, dan sampul juga berfungsi sebagai penutup. Tapi buat Hibrkraft beda aja lah. Agar memudahkan klasifikasi kedepannya ya hehe[/vc_column_text][vc_single_image image=”878″ img_size=”full” alignment=”center” onclick=”custom_link” link=”https://www.bpl.org/blogs/post/medieval-books-hours-bpl/”][vc_column_text]Gambar diatas adalah contoh kulit sebagai sampul buku, yang detachable alias bisa dicopot. Ini adalah salah satu project Hibrkraft, dengan customer akhir Badan Restorasi Gambut.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Membedakan Kulit Asli dan Kulit Palsu.
Pengetahuan ini perlu dimiliki, agar kamu bisa komplain kalau ada penjual yang menawarkan sebuah buku kulit tapi ternyata dibuat dengan kulit sintetis. Banyak penjual menawarkan produk kulit sintetis tetapi tidak disebut secara jelas sebagai strategi marketing.
Terdiri dari berbagai ukuran dan jenis bahan, kamu bisa cek informasi tentang cara-cara membedakan kulit asli dan kulit palsu di link ini.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Penutup.
Sekalian TLDR deh. Penggunaan terminologi “buku catatan bercover kulit” kini makin populer digandrungi. Selain karena ternyata memiliki pasar, ternyata buku catatan bercover kulit memiliki harga jual yang lebih baik dibandingkan buku catatan biasa.
Tidak banyak penjual yang tahu secara mendalam tentang sejarah, perbedaan jenis-jenis buku, dan bahkan beda kulit asli dan sintetis. Yang penting cuan…
Nah, kalau menyebut diri sebagai spesialis buku dan agenda kulit, kami wajib tahu bukan? Bagaimana menurutmu?[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]