[vc_row][vc_column][vc_column_text]Bulan Desember 2020 lalu, kami menerima orderan merchandise kantor yang lumayan bikin garuk-garuk kepala: 100 pcs Travel Journal ukuran A5 untuk Sucofindo. Kenapa garuk-garuk kepala? Karena ordernya pas banget saat banyak supplier dan vendor libur, dan bertepatan dengan hari Natal!
Ya kurang lebih begitulah, jadi kami harus memberdayakan stock yang ada dan sedikit memutar otak untuk membuat ratusan pcs travel journal ini. Seru? Ya lumayan. Tegang? Banget. Karena kami beberapa kali memulur waktu hingga akhirnya kami baru bisa mengirimkan di tengah malam.
Woah! What an experience![/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”1591″ img_size=”full” alignment=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
Apa Itu Travel Journal?
Travel journal secara harfiah berarti jurnal perjalanan. Ketika menyebut “jurnal”, kebanyakan orang masih berpikir bahwa “jurnal” itu hanya “jurnal ilmiah”. Padahal jurnal adalah serangkaian catatan yang merekam berbagai hal. Seringkali dibagi menjadi beberapa entri.
Nah, travel journal berarti jurnal perjalanan. Catatan perjalanan. Bisa berupa itinerary, kejadian kronologis, dan lainnya. Travel journal sendiri secara fisik bisa berupa media apa saja yang dituangkan berbagai catatan dan entri perjalanan.
Semakin spesifik, travel journal kini lebih populer dipahami sebagai sebuah buku catatan dengan karakter berikut:
- Customizable. Sebuah travel journal bisa dicustom agar memiliki kantong, memiliki penutup, dan memiliki berbagai aksesoris yang seringkali disebut “insert”
- Refillable. Ketika bicara travel journal, seringkali travel journal memiliki cover kulit, dan untuk mereka yang sering melakukan berbagai perjalanan, tentu akan cepat penuh. Oleh karena itu travel journal yang beredar di pasaran cenderung memiliki karakter “refillable” alias bisa diisi ulang.
- Decent sized. Meski hadir dalam berbagai ukuran, sebuah travel journal idealnya tidak berukuran terlalu besar. Karena jika terlalu besar, akan sulit dibawa-bawa. Ingin tahu soal panduan ukuran travel journalnya Hibrkraft? Cek disini ya.
Ciri khas tersebut menjadi populer dengan hadirnya sebuah brand asal Jepang yang memfokuskan diri membuat travel journal, yaitu Midori. Midori hingga kini menjadi barometer tren Travel Journal di dunia, dan desain-desain Midori banyak ditiru oleh berbagai brand lain (seperti Hibrkraft contohnya hahaha).
Kalau kamu penasaran sama Midori Travel Journal dan sejarahnya, bisa cek postingannya Kak Ewa Febri di link ini!
[/vc_column_text][vc_column_text]
Travel Journal Custom yang Dipesan Sucofindo
Sucofindo memesan Travel Journal dengan desain khusus: perpaduan antara Travel Journal yang refillable dan Plain-Y nya Hibrkraft. Travel Journalnya Sucofindo memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- A5 convenient size. Bisa direfill dan kompatibel dengan notes biasa yang berukuran A5.
- Single Rubber Cord & 1 Extra Cord. Jadi Travel Journal ini bisa menampung 3 pcs notebook dengan komposisi 64 halaman per notebook.
- Faux Leather Cover. Travel Journalnya Sucofindo dibuat dari kulit sintetis yang premium, dan diberi branding Sucofindo di pojok kiri.
- Rubber Strap Closure. Yang merupakan ciri khas Plain-Ynya Hibrkraft. Rubber strap ini lebih populer disebut sebagai “ala moleskine” sih, karena memang dipopulerkan oleh brand Moleskine.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_single_image image=”1592″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]
Tantangan Selama Pengerjaan
Kami sebenarnya tidak tahu apakah tantangan selama pengerjaan perlu jadi bahasan yang dipublikasi atau tidak, tapi kami ingin meng-highlight bahwa kami selalu memaksimalkan diri kami untuk mengatasi berbagai tantangan yang menghadapi.
Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Tenaga kerja yang masih terbilang baru. Perlu perhatian ekstra dalam pengerjaan, dan proses pengerjaan kami yang kebanyakan melibatkan tangan manusia di dalamnya menjadi sedikit keteter.
- Waktu yang pendek. Akhirnya kami memutuskan untuk menggarap pekerjaan ini secara bersama-sama.
- Supplier dan Vendor tutup. Kami memaksimalkan spare waktu yang ada (1 hari) dan melakukan proses belanja bahan secara….sangat efisien. Multi person ke multi toko. Waw
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]
The Aftermath
Pekerjaan ini melibatkan 3 orang tenaga kerja dan 2 orang ekstra, dilemburkan sampai 2 hari berturut-turut. Kami mesti memaksimalkan apa yang kami punya agar tetap bisa mendeliver produk sesuai waktu yang disepakati (meski meleset sedikit sih).
Pekerjaan ini menghadirkan pengalaman berharga untuk kami:
- Siapkan stok material
Sementara itu aja hahaha.
Apalah arti masalah kalau tidak ada nilai belajar di dalamnya, betul?[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]