[vc_row][vc_column width=”2/3″][vc_single_image image=”1981″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]Akui saja. Artikel atau tulisan yang beredar di internet tentang agenda, planner, jurnal, diary, atau buku catatan biasa ditulis oleh orang-orang yang tidak sepenuhnya paham perbedaan diantara semuanya. Hampir semua tulisan itu terlalu tendensius, ditulis oleh orang-orang yang tidak benar-benar mendalami bidang ini.
Mirip, Tapi Berbeda: Agenda, Planner, Jurnal, Diary, dan yang Jarang Dibahas, Commonplace Book
Pejamkan matamu sesaat, sambil coba bayangkan “agenda”, apa yang ada di kepalamu? Sebuah buku catatan yang memiliki tabel dengan daftar goal yang ingin dicapai? Bisa jadi. Apa bedanya agenda dengan Planner/Organizer? Apa bedanya Agenda dengan Jurnal atau Diary?
Kami sudah lama banget sebenarnya mau meluruskan hal ini. Dan melihat tren yang ada sekarang, konten-konten terkait hal ini sudah sangat tendensius. Semua konten yang ada di google ditulis oleh orang-orang yang tidak benar-benar paham dan hanya bertujuan untuk berjualan, mencari keuntungan.
Oke, to the point. Sebelum kita bahas perbedaannya, kita bahas dulu persamaan dari semuanya. Baik agenda, planner, diary, atau jurnal, sama-sama membutuhkan media untuk mewujudkannya baik itu analog seperti buku catatan, kalender, memo, dan bahkan batu prasasti, atau digital seperti aplikasi digital. Mari mulai bahas satu persatu.[/vc_column_text][vc_text_separator title=”Agenda Kulit Hibrkraft”]
Agenda
Agenda, dalam konteks yang lebih luas, dapat diartikan sebagai goal atau objektif yang ingin dicapai. Yang disebut buku agenda, berarti buku yang yang diformat untuk diisi tentang hal-hal yang akan dilakukan.
Ini berarti sebuah agenda memiliki karakter berikut:
- Memiliki tujuan yang jelas
- Memiliki batasan waktu
Sebuah agenda tidak harus memiliki kalender yang spesifik, tapi wajib memiliki penanda waktu. Ketika sebuah tulisan memiliki batasan waktu (biasanya di masa yang akan datang, karena agenda berarti hal-hal yang akan dilakukan), maka tulisan itu sudah dapat dikatakan sebuah agenda.
Mari kita lihat perbandingan berikut:
- Andi makan bersama Presiden Republik Indonesia. (Tulisan ini adalah sebuah catatan)
- Andi makan bersama Presiden Republik Indonesia kemarin malam. (Tulisan ini adalah sebuah entri jurnal)
- Andi makan bersama Presiden Republik Indonesia nanti malam. (Tulisan ini adalah sebuah agenda)
Agenda, memiliki batasan waktu yang bersifat “akan”, jadi apa yang sudah diagendakan akan dilakukan pada saat yang ditentukan.
Apa manfaat memiliki buku agenda? Kenapa memiliki buku agenda lebih baik daripada tidak memilikinya?
Tanpa sadar, kita selalu membuat agenda setiap hari. Saat bangun tidur, kita langsung membayangkan bagaimana hari ini akan berlangsung dan memperkirakan aktivitas apa yang kita akan lakukan. Meski tidak tertulis, kita sudah membuat agenda, karena kita memiliki tujuan soal apa yang akan dilakukan hari ini dan kapan kita akan melakukannya.
Sekarang bayangkan hal-hal penting yang akan kamu lakukan mulai besok, lusa, sampai tahun depan. Apakah kamu masih akan mengingatnya ketika hari-hari berjalan, waktu berlalu, dan musim berganti? Kemungkinan besar tidak. Karena otak manusia sulit diandalkan untuk memiliki ingatan yang tepat.
Disitulah pentingnya memiliki agenda tertulis. Buku agenda memungkinkan kamu untuk membuat perencanaan, dan mengurangi beban kerja kepalamu untuk mengingat hal-hal yang akan kamu lakukan setiap hari sampai tahun depan.[/vc_column_text][vc_single_image image=”3046″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]
Planner
Planner, atau dalam konteks yang kita bicarakan sering juga disebut sebagai organizer, adalah alat yang lebih komprehensif daripada agenda. Sebuah agenda belum tentu sebuah planner, tapi sebuah planner atau organizer biasanya memiliki agenda.
Planner adalah sebuah media, baik analog atau digital, berisi kompilasi dari berbagai modul dan diorganisir (asal kata organizer) sesuai kebutuhan. Modul yang ada di dalam planner dapat berupa:
- Kalender
- Agenda bulanan
- Agenda mingguan
- Agenda harian
- Daftar pengeluaran
- Daftar kontak
- Catatan
Sebuah planner biasanya bersifat modular, agar modul di dalamnya dapat diganti dan disortir sesuai kebutuhan. Namun ada juga planner yang bersifat fix, atau disebut juga preformatted planner. Planner yang bersifat pre-formatted biasanya disesuaikan dengan tujuan tertentu, seperti study planner, wedding planner, atau career planner.[/vc_column_text][vc_column_text]
Diary: Catatan Harian
Berbeda dengan agenda, diary atau buku catatan harian bersifat lampau. Diary seringkali subjektif dan berisi tentang perasaan dan pengalaman yang dilalui penulisnya. Sebuah buku yang dibuat khusus untuk diary biasanya;
1. Memiliki tempat untuk menuliskan tanggal
2. Memiliki garis bantu/format lain
Tahukah kamu kalau diary atau buku catatan harian bisa dijadikan referensi sejarah yang valid atau bahkan bisa dijadikan bahan tulisan? Contoh paling populer dari diary yang dijadikan publikasi adalah diary milik Anne Frank.
Catatan dalam diary akan selalu terikat dengan waktu atau periode penulisannya. Ini berbeda dengan jurnal yang biasanya tidak terikat. Diary juga cenderung merupakan hasil refleksi penulis terhadap apa yang dialaminya.[/vc_column_text][vc_single_image image=”1984″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]
Jurnal: Catatan Pribadi
Jurnal, mirip dengan diary, merupakan refleksi yang dilakukan oleh penulisnya. Bedanya dengan diary adalah
- Jurnal tidak hanya berisi catatan harian, apa yang ditulis di jurnal biasanya lebih luas dan lebih kompleks
- Jurnal tidak terikat dengan waktu, meski pada banyak kasus penulis jurnal juga membubuhkan tanggal pada catatan yang ditulisnya.
Lebih dalam soal perbedaan antara jurnal dan diary bisa dilihat di post ini: Perbedaan Jurnal dan Diary[/vc_column_text][vc_column_text]
Commonplace Book
Terakhir, yang sebenarnya paling populer tapi tidak semua orang menyadari kalau mereka melakukan ini: commonplace book alias buku sembarang.
Commonplace book adalah sebuah buku catatan, yang berisi apa saja sesuai kehendak penulisnya. Biasanya isi commonplace book adalah potongan kutipan atau hal-hal yang menginspirasi penulis, dan tidak terikat pada periode atau waktu tertentu. Bahkan bisa jadi commonplace book berisi catatan dan dokumentasi pekerjaan, atau buku yang dibawa sehari-hari oleh pemiliknya.
Sebuah commonplace book biasanya menjadi tempat untuk mencari referensi dan tempat berpikir bagi pemiliknya. Tidak jarang banyak hal besar berawal dari catatan di commonplace book karena tidak hanya sebagai catatan, commonplace book sering merekam dan menghasilkan ide untuk pemiliknya.
Kita akan bahas commonplace book lain waktu ya![/vc_column_text][vc_single_image image=”3290″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_column_text]
Kesimpulan
Semua jenis format buku catatan saling beririsan satu sama lain, dan agak sulit memberi batasan yang jelas pada format buku catatan, karena memang fungsinya hanya satu: mencatat.
Diary, jurnal, planner, agenda, dan commonplace book, atau apapun lainnya, terlihar serupa tapi tidak sama. Lalu apa yang paling fleksibel? Tidak ada. Tidak perlu terpaku pada sebuah nama, yang penting adalah kita menggunakannya semaksimal mungkin.
Mungkin kamu bisa membuat buku catatan biasa jadi sebuah planner atau agenda, atau sebaliknya, menjadikan agenda sebagai buku catatan biasa.
Penulis artikel ini telah melakukan kegiatan catat mencatat selama lebih dari 20 tahun dan percayalah, format yang terbaik adalah format yang bekerja untukmu. Metode mencatat terbaik adalah metode mencatat yang sesuai dengan kepribadian dan situasimu. Tidak perlu terlalu terpaku pada gimmick dan aturan yang ada.
Semua orang hebat mencatat, itu benar. Tapi mereka tidak mengelu-elukan sebuah metode mencatat atau format buku catatan tertentu. They just do. Jangan sampai kita tenggelam pada sebuah kultus dan akhirnya menjadikan hidup kita kontra produktif karena sebuah gimmick dan julukan.
Stay positive! Cheers[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/3″][jnews_post_author compatible_column_notice=””][/vc_column][/vc_row]