Buku bukan sekadar tumpukan kertas berisi huruf. Ia adalah wadah pengetahuan, pengingat kenangan, dan jendela menuju dunia lain. Tapi ironisnya, banyak orang yang mencintai buku justru memperlakukannya sembarangan. Mereka tak sadar bahwa kebiasaan kecil yang dianggap sepele bisa merusak buku secara perlahan—bahkan permanen.
Dalam artikel ini, saya akan mengupas tujuh kesalahan umum yang sering kita lakukan saat menyimpan atau merawat buku. Bukan hanya itu, saya juga akan sertakan cara mencegahnya agar koleksi Anda tetap awet. Panduan ini saya rangkum dari pengalaman pribadi, praktik konservasi dokumen dari lembaga-lembaga terpercaya seperti Library of Congress dan Northeast Document Conservation Center (NEDCC), serta referensi pustaka terbaik dari komunitas konservasi buku dunia.
1. Menyimpan Buku di Tempat Lembap
Kelembapan adalah musuh alami buku. Terlalu lembap, dan buku Anda akan menjadi surga bagi jamur. Terlalu kering, dan kertas menjadi rapuh. Tapi masalah yang paling sering terjadi? Lembap. Apalagi di iklim tropis seperti Indonesia.
Tanda-tandanya bisa Anda lihat sendiri: halaman mulai bergelombang, muncul bintik-bintik kecokelatan (foxing), bau apek, dan jika dibiarkan, jamur mulai tumbuh di sela halaman.
Solusi:
- Simpan buku di tempat berventilasi baik.
- Jauhkan dari tembok luar atau lantai yang bersentuhan langsung dengan tanah.
- Gunakan silica gel di rak buku, terutama jika berada di ruangan tertutup tanpa AC.
- Hindari menyimpan buku di kamar mandi, dapur, atau gudang lembap.
Untuk penjelasan lebih detail tentang teknik penyimpanan, Anda bisa baca Panduan Penyimpanan Buku agar Tidak Cepat Lapuk.
Menurut Preservation Directorate dari Library of Congress, kelembapan ideal untuk menyimpan buku adalah 30–50% dengan suhu antara 18–22°C. Menjaga kestabilan lingkungan ini akan memperpanjang umur simpan bahan pustaka hingga dua atau tiga kali lipat.
2. Menyentuh Buku dengan Tangan Kotor atau Berminyak
Menyentuh halaman dengan tangan berminyak akan meninggalkan noda halus yang tak langsung terlihat, tapi lama-lama bisa merusak serat kertas. Apalagi jika Anda punya kebiasaan ngemil sambil baca. Makanan berminyak seperti keripik, gorengan, atau cokelat bisa berpindah ke halaman dan mengundang serangga.
Noda minyak tak mudah dihapus. Dan berbeda dengan noda air, minyak meresap ke dalam serat kertas, merusak struktur dari dalam.
Solusi:
- Biasakan mencuci tangan sebelum membaca.
- Hindari membaca sambil makan atau minum.
- Jika Anda membaca koleksi langka, pertimbangkan memakai sarung tangan katun tipis.
Dalam praktik konservasi dokumen di NEDCC, para pustakawan profesional selalu memastikan tangan bersih dan kering sebelum menangani naskah. Kebersihan tangan adalah langkah pertama dalam pelestarian koleksi.
3. Melipat Sudut Halaman Sebagai Penanda
Ini kesalahan yang sering dilakukan secara impulsif. Lagi enak-enaknya baca, tiba-tiba ada panggilan. Anda buru-buru menutup buku dan melipat sudut halamannya sebagai penanda. Mudah, praktis, tapi fatal.
Kertas yang terus-menerus dilipat akan melemah pada titik lipatannya. Halaman menjadi mudah sobek, dan bekas lipatan sulit hilang. Lebih parah lagi jika lipatan itu ditinggal lama, permukaannya bisa menempel dan sulit dibuka tanpa merusak.
Solusi:
- Gunakan pembatas buku tipis dari kertas atau kain.
- Hindari benda logam atau plastik keras karena bisa meninggalkan bekas tekan.
- Jika terlanjur melipat halaman, buka secara perlahan dan ratakan menggunakan berat buku lain.
Tindakan kecil seperti ini adalah bagian dari preventive conservation, prinsip utama dalam pelestarian dokumen menurut ALA (American Library Association). Mencegah selalu lebih baik daripada memperbaiki.
4. Menumpuk Buku Terlalu Tinggi atau Sembarangan
Rak penuh? Solusinya seringkali “asal tumpuk saja.” Tapi menumpuk buku sembarangan akan menekan punggung buku, menyebabkan lekukan permanen, dan dalam jangka panjang bisa memutuskan benang jahitan.
Saya pernah kehilangan sebuah komik edisi terbatas karena ditumpuk terlalu banyak di bawah tumpukan ensiklopedia besar. Cover-nya jadi melengkung dan sobek pada bagian tengah.
Solusi:
- Simpan buku secara vertikal di rak, seperti susunan di perpustakaan.
- Beri ruang di antara buku agar mudah diambil tanpa merusak ujung sampul.
- Jika harus menumpuk secara horizontal, batasi maksimal 3–5 buku per tumpukan.
Anda bisa membaca tips lanjutan di Cara Menjaga Buku Agar Tidak Mudah Rusak, yang juga membahas pemilihan rak buku dan teknik pengaturan berdasarkan ukuran dan jenis buku.
5. Tidak Segera Menangani Buku yang Basah
Buku terkena air bisa menjadi bencana. Baik karena kehujanan, tumpahan minuman, atau bocor atap—air meresap ke seluruh halaman, membuatnya menggembung, menempel, dan bisa menjadi tempat berkembangnya jamur dalam hitungan jam.
Kebanyakan orang panik dan langsung menjemur buku di bawah sinar matahari. Itu kesalahan besar. Sinar UV langsung akan memudarkan tinta dan merusak kertas lebih lanjut.
Solusi:
- Letakkan buku di permukaan datar dan serap air dengan tisu atau kain lembut.
- Sisipkan kertas dapur di antara halaman untuk mempercepat pengeringan.
- Gunakan kipas angin, bukan sinar matahari langsung.
- Balik-balik posisi buku agar kering merata.
Untuk situasi darurat seperti ini, baca Apa yang Harus Dilakukan Saat Buku Terkena Air yang membahas langkah-langkah rinci berdasarkan tingkat kerusakan.
Menurut leaflet dari NEDCC tentang “Emergency Salvage of Wet Books,” waktu adalah faktor kritis. Penanganan dalam 24 jam pertama bisa menentukan apakah buku bisa diselamatkan atau tidak.
6. Menggunakan Lem Murahan untuk Memperbaiki Buku Rusak
Buku sobek? Solusi instan seringkali adalah lem murah dari toko alat tulis. Tapi Anda perlu tahu, banyak lem komersial mengandung asam yang dalam jangka panjang akan menyebabkan kertas menguning dan rapuh.
Bahkan lebih buruk lagi jika Anda menggunakan isolasi bening. Lem isolasi akan meresap ke kertas, mengeras, dan tidak bisa dilepas tanpa merobek.
Solusi:
- Gunakan lem bebas asam (acid-free adhesive) khusus perbaikan buku.
- Hindari selotip atau lem tembak.
- Jika buku sangat berharga, pertimbangkan menggunakan jasa reparasi profesional.
Untuk panduan lengkap, kunjungi Cara Mengatasi Buku Komik atau Manga yang Rusak. Di sana dijelaskan juga jenis-jenis kerusakan pada komik, dan mana yang bisa diperbaiki sendiri atau perlu ditangani oleh profesional.
7. Menyimpan Buku di Dekat Jendela atau Sinar Matahari Langsung
Terkesan estetis, tapi menyimpan buku di rak terbuka dekat jendela bisa jadi bencana. Sinar matahari langsung mengandung UV yang mempercepat degradasi warna dan struktur kertas. Dalam beberapa minggu saja, Anda bisa melihat sampul mulai pudar dan halaman menguning.
Solusi:
- Letakkan rak buku di tempat yang jauh dari jendela langsung.
- Gunakan tirai blackout atau filter UV untuk mengurangi paparan sinar.
- Jika memungkinkan, simpan buku langka atau mahal dalam kotak penyimpanan bebas asam.
Library of Congress menyebut sinar UV sebagai salah satu faktor utama penyebab kerusakan pustaka. Bahkan dalam museum, pencahayaan pun diatur sangat hati-hati untuk melindungi bahan cetak.
Bonus: Tips Umum Merawat Buku Jangka Panjang
Jika Anda serius ingin menjaga koleksi Anda tetap awet, berikut tambahan tips penting:
- Gunakan rak buku yang stabil dan bebas jamur. Pilih kayu yang telah diolah atau logam berlapis.
- Rutin bersihkan buku dari debu. Gunakan kuas halus atau vacuum dengan nozzle kecil.
- Hindari menyemprotkan parfum atau pewangi di sekitar rak buku.
- Rotasi buku secara berkala. Buku yang terlalu lama diam di rak tanpa dibuka lebih rentan berjamur karena sirkulasi udara buruk.
- Catat kondisi buku Anda secara berkala. Ini membantu jika suatu saat ingin menjual, menukar, atau mengarsipkan.
Penutup: Sayangi Buku, Panjangkan Umurnya
Merawat buku bukan soal perfeksionisme. Ini soal menghormati pengetahuan, menghargai karya orang lain, dan menciptakan kebiasaan baik. Buku-buku kita punya cerita, bukan hanya dari isinya, tapi dari bekas tangan yang membalik halamannya, dari tempat-tempat yang ia lewati, dari bagaimana kita memperlakukannya.
Dengan memperbaiki tujuh kebiasaan di atas, Anda tidak hanya memperpanjang umur buku, tapi juga menjaga hubungan Anda dengannya. Dan itu, menurut saya, jauh lebih penting daripada sekadar koleksi yang rapi.
Ingin tahu lebih banyak tentang perawatan buku atau ingin memperbaiki koleksi Anda yang sudah rusak? Jelajahi artikel lainnya di Hibrkraft.com—platform yang bukan hanya menjual produk, tapi merawat warisan literasi Anda.